Tuesday, November 29, 2011

Wayang Golek

   Dalam catatan sejarah kemunculan wayang golek semasa Kerajaan Pajajaran ada dua fungsi yaitu 
1. untuk upacara ritual yaitu untuk ruwatan
2. untuk hiburan 
Wayang golek untuk ruwatan dipakai pada ruwatan rumah, anak, nanggung bugang ( seorang adik yang kakaknya meninggal dunia ), surambi ( 4 orang putra), pandawa lima ( 5 putra ), pandawi ( 5 putri ), talaga tanggal kausak ( seorang putra diapit 2 putri ) samudra hapit sindang ( seorang putri diapit 2 putra ) yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat yang mempercayainya.
    wayang Golek untuk hiburan dipergunakan untuk upacara dan perayaan khusus seperti khitanan, perkawinan, perayaan karawitan , hari jadi , hari-hari besar dan penyambutan tamu- tamu negara. wayang golek yang dikenal kita dalah wayang golek purwa , wayangnya terbuat dari kayu menyerupai bentuk manusia yang disebut golek oleh karna itu disebut wayang golek. Ada 2 macam wayang golek di tatar Sunda : wayang golek papak( cepak ) / wayang golek menak dan wayang golek purwa . wayang golek adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer  di masyarakat . lakon- lakon wayang golek memiliki lakon galur dan carangan yang semuanya bersumber dari cerita ramayana dan Mahabrata. Pembawa cerita disebut Dalang sekaligus pemimpin pertunjukan menyuarakan  anatwacana , mengatur gamelan, mengatur lagu dll. wayang golek purwa memakai bahasa Sunda , karawitan pengiringnya berlaras salendro yang terdiri dari waditra dua saron , satu peking, satu salentem, satu bonang, satu rincik, satu perangkat kenong, sepasang goong * kempul goong ) dan seperangkat kendang ( satu indung 3 kulanter ) , gambang, rebab, wira suara ( juru alok ), sinden . Kemunculan sinden dalam wayang golek sekitar tahun1920an pada sekitar tahun 1960an yang terkenal diantaranya adalah Upit sarimanah, Titom Patimah sedangkan dalang yang terkenal diantaranya : R.U . Partasuanda, Abah sunarya, Entah Tiryana, Apek Tarkim, Asep Sunandar Sunarya, ade Kosasih, Dede Amung, Cecep Supriyadi dll. Pertunjukan Wayang golek biasanya ditempat terbuka dengan memakai panggung yang ditinggikan ( balandongan )  sehingga penonton dapat melihat satu arah dan berkonsentrasi pada pertunjukannya.

Tembang Sunda Cianjuran

Tembang Sunda Cianjuran dalam sejarahnya hanya dikenal di kalangan bangsawan yang berda di lingkungan Pendopo Kab Cianjur tokoh terkenal yang menciptakan adalah Kajeng Dalem Pancaniti nama aslinya R.AA. Kusumaningrat yang merupakan Bupati Cianjur ke 7 pada tahun 1834-1864 dengan menyebarkan ke seluruh Jawa Barat 
    Tembang Sunda Cianjuran didalam istilah ilmu Karawitan termasuk Sekar gending yaitu perpaduan antara sekaran dan gending , Karawitan sekar gending merupakan antara sekaran dan gending. dalam istilah sekaran seni suara yang bersal dari manusia .
    Wadirta dalam Cianjuran yaitu berupa 2 kecapi dan satu suling / rebab , dalam  Waditra kecapi yang dipakai ada 2 jenis yaitu kecapi indung / perahu 9 (yang dominan ) yang ke 2 disebut kecapi rincik juga diiringi  dengan suling Cianjuran yang berlubang 6 yang panjangnya 59-63 cm yang fungsinya memberikan hiasan pada lagu selain itu diiringi oleh Rebab fungsinya untuk mengiringi lagu-lagu panambih  yang bersurupan salendro saja , seniman yang memainkan alat tersebut disebut juru pirig/ pamiring.
    Lagu - lagu Tembang Sunda Cianjuran dikelompokan ke dalam 6 jenis yang lazim disebut Wanda yaitu
  1. papantunan 
  2. Jejemplangan
  3. Dedegungan 
  4. Rarancangan
  5. Kakawen (dadalangan)
  6. Panambih
Ciri-ciri khusus dari Tembang Sunda Cianjuran 
  1. Bentuk ajaran  merupakan sekar gending lengkap baik sekar maupun gendingnya sudah diciptakan penuh pada setiap lagu mempunyai pirigan khusus
  2. Lirik lagu diambil dari lirik cerita pantun mundinglaya di Kusumah sekalipun sekarang sudah banyak digunakan lirik pupuh
  3. Senggol-senggol atau ornamen dari kedua wanda ini mewarnai / mendasari wanda -wanda lainnya dalam Cianjuran
  4. Disajikan hanya dalam laras pelog saja .
    Di Kabupaten Bandung dari data yang tercatat di Dinas Kebudayaan dan Parawisata ada sekitar 12 grup tembang Sunda Cianjuran yang tersebar di Kecamatan dan di desa-desa diantaranya grup tembang Sunda mandirimekar, Gentrang dangiang, Yayasan atika sunda, giri wangi, Gentra winarya , Gunung kramat, Guru minda dlll.

Tari Tayuban


   Di Priangan diperoleh keterangan bahwa Tayuban sampai abad ke 20 popularitasnya cukup tinggi , data tertulis mengenai popularitas Tayuban muncul pada masa Bupati Sumedang ke 18 yaitu pangeran Kusuma Adinata ( 1836-1882) di Kabupaten Bandung sendiri tari Tayub sangat digemari pada Pemerintahan Bupati R.A.A .Martanegara (1893-1919) kemudian R.A.A . Wiranatakusumah yang juga sangat menggemari tari tayub.
    Gerak tarian pada Tayub  menari menurut keterampilan para penarinya masing-masing denga istilah gerak bebas asal sesuai dengan irama gamelan yang mengiringinya biasanya susunannya tidak menetap karena struktur koeografinya ( susunan gerak tari ) ibing tayub mempunyai patokan gerak- gerak seperti bukaan / adeg-adeg, jangkung Iilo , aced, mincid, keupat, engkek gigir, galayar dan baksaan  

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India