Dari Ibing Tayub berubah menjadi Ibing Keurseus,seorang pelopornya adalah kerabat Kabupaten Sumedang yaitu R.Gandakusumah yang di kenal dengan Aom Doyot, yang pada waktu itu menjadi Camat Leuwiliang,Bogor, salah satu penganut gaya Aom Doyot adalah R.Sambas Wira kusumah,yang juga masih kerabat Kabupaten Sumedang.Baik susunan maupun patokannya lebih di tingkatkan lagi oleh R.Sambas Wirakusumah, sehingga lebih mudah untuk di sebar luaskan, oleh karena itu muncullah tari Keurseus.Tari Keurseus disususn oleh R. Sambas Wirakosoemah diajarkan di Cursukan di sekolah-sekolah menak ( sekolah kaum priyai) karena seorang pejabat dituntut untuk bisa menari
tarian keurseus mempunyai tingkat -tingkat dengan embat (tempo) masing-masing : lelenyepan ( lenyep/ liyep )bertempo sedang dengan karakter tari ladak / lanyap ( tangkas/ lincah) Monggawa bertempo gancang ( cepat) dengan karakter gagah dan kuat dan ngalana berte,po gancang ( sangat cepat ) dengan karakter gagah dan kuat. Tingkatan tersebut berhubungan dengan watak gerak dan lagu /musik tari gerakan tersebut mempunyai nama yaitu gerak adeg-adeg, sembahan,, sila mando, sellut, baplang, gendut,jangkung ilo, gedig, minced layer, tindak tilu, langkah 4 engkeg gigir dlll.gamelan yang dipakai ialah gamelan pelog/ salendro dengan sinden. Pakaian tari keurseus sama dengan tari tayub ialah pakaian menak pd masa itu yaitu pakaian dengan model takwa tutup, parangwadana / jas buka. Sinjang yg dipakai sinjang motif terbuat dari kain batik yang ada di priangan / Cirebon dan tutup kepala model ikat lohen ( polontosan ) / bendo citak yang dihiasi bros , keris biasanya diselipkan di pinggang bagian belakang solder ( selendang ) diselipkan antara keris dan banten ( sabuk )
tari keurseus mempunyai ciri khas sehingga sebagai bahan pengembangan tari-tari Sunda yang berpola tradisi
0 comments:
Post a Comment